Dalam dunia kerja, hampir mustahil bisa bekerja sendirian. Kamu membutuhkan tangan-tangan lain untuk saling bekerja sama agar bisa mencapai tujuan perusahaan. Sebagai seorang leader, langkah pertama yang kamu ambil adalah merekrut pegawai. Merekrut dan mempertahankan pegawai bisa jadi satu tantangan tersendiri yang dialami oleh leaders di tempat kerja.
Dalam artikel CB Insights, salah satu alasan kegagalan startup (perusahaan rintisan) adalah tidak memiliki tim yang tepat. Menilik statistik yang disajikan dalam artikel tersebut, kegagalan startup akibat ketidaktepatan tim mencapai 14% dan menduduki peringkat ketujuh dari 12 alasan kegagalan.
Masih terkait tim dan startup, satu dari enam alasan mengapa startup gagal adalah permasalahan tim. Sebanyak 18% startup yang gagal (dari 80+ startup) mengaku bahwa permasalahan tim melatarbelakangi kegagalan mereka. Masalah-masalah tim yang berbahaya untuk keberlangsungan bisnis startup antara lain adalah kurangnya pengetahuan anggota tim terhadap industri yang mereka kerjakan, kurangnya pengetahuan mengenai pemasaran, kurangnya pengetahuan teknis, dan kurangnya pengetahuan bisnis.
Dari pemaparan data statistik di atas, terlihat bagaimana fundamentalnya membentuk tim yang tepat dalam tempat kerja untuk menunjang pertumbuhan bisnis. Oleh sebab itu, sejak awal merekrut anggota tim kamu harus fokus mencari anggota tim yang tepat.
Strategi Membentuk Tim yang Efektif
1. Rekrut Anggota Tim dengan Cultural Fit
Cultural fit adalah kecocokan budaya di mana seseorang dapat beradaptasi dalam lingkungan kerja yang memiliki nilai, sikap, atau perilaku tertentu. Apa yang menjadi budaya dalam tempat kerjamu? Sebelum melakukan proses rekrutmen, kamu dan tim yang melakukan perekrutan harus mengetahui dulu apa budaya di tempat kerjamu. Setelah itu, lakukan wawancara terhadap para pelamar dengan memperhatikan nilai-nilai budaya tempat kerja dalam pertanyaan dan jawaban sepanjang proses wawancara.
Apa saja yang dinilai ketika proses rekrutmen?
Etos kerja
Gaya bekerja
Motivasi bekerja
Tempat kerja yang ideal
Hal-hal yang tidak bisa dikompromi dalam bekerja
Gaya kolaborasi
2. Bangun Tim dengan Komposisi yang Tepat
Secara umum, sebuah tim sebaiknya memiliki 9 peran yang terbagi ke dalam tiga area:
Action-oriented roles
Shaper - Menantang tim untuk berkembang.
Complete finisher - Memastikan pekerjaan selesai dengan tepat waktu.
Implementer - Mewujudkan ide menjadi tindakan.
Thought-oriented roles
Monitor evaluator - Menganalisis ide dan memberikan alternatif.
Plant - Menyajikan ide dan pendekatan baru.
Specialist - Memiliki keterampilan khusus.
People-oriented roles
Resource Investigator - Penghubung tim dengan pihak eksternal.
Team worker - Mendorong kerja sama.
Coordinator - Bertindak sebagai ketua.
Komposisi Tim yang Efektif
Komposisi tim yang efektif bisa ditentukan dari tiga hal, yaitu jumlah anggota tim, kemampuan dan keahlian anggotanya, dan preferensi masing-masing anggota tim dalam bekerja.
Mengenai jumlah anggota tim, tidak ada acuan pasti dalam menentukan jumlah anggota tim. Tentu hal ini dikembalikan ke kebutuhan kita. Fokus pada kapasitas. Apakah setiap anggota sudah bekerja secara efektif atau malah memenuhi kapasitasnya? Jika pekerjaan setiap anggota sudah melewati kapasitasnya, berarti ini saatnya untuk meng-hire anggota baru. Membiarkan anggota tim kita untuk bekerja melebihi kapasitasnya tidak baik untuk performa tim karena akan banyak pekerjaan yang terhambat, di setiap pekerjaan juga kualitasnya akan menurun, dan ini semua akan berdampak ke bisnis.
Anggota tim yang terlalu banyak juga tidak baik. Kenapa? semakin banyak anggota tim dalam satu divisi, akan semakin sulit untuk mengatur alur koordinasi antar anggota. Secara biaya yang dikeluarkan juga menjadi tidak efisien. Jika hal ini terjadi dalam perusahaan kamu, reviu ulang proses kerja dalam tim: bagian mana yang bisa diringkas prosesnya? Atau bisa juga mengurangi anggota tim.
Apa saja yang dibutuhkan tim untuk bekerja secara efektif?
Strategi umum yang bisa kamu lakukan untuk membentuk tim yang efektif di tempat kerjamu.
1. Gaya kepemimpinan dan kerja
Luangkan waktu untuk refleksi dan melihat ke dalam diri sendiri. Bagaimana cara kerjamu selama ini? Apa saja feedback yang telah diberikan oleh anggota tim terhadap kamu? Dari sini, kamu dapat mengidentifikasi gaya kepemimpinanmu dan cara kerja yang produktif untuk kamu.
2. Peran, tanggung jawab, dan ekspektasi dengan jelas
Peran, tanggung jawab, dan ekspektasi setiap pegawai harus kamu susun dan sampaikan dengan jelas. Tanpa adanya kejelasan, pegawai akan kelimpungan dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya. Sampaikan harapan kamu terhadap pegawai, agar mereka pun tahu apa ekspektasi kamu dan tidak menebak-nebak secara acak.
3. Kesempatan untuk pengambilan keputusan
Berikan ruang yang cukup bagi anggota tim untuk mengambil keputusan. Ada aspek-aspek yang dapat kamu delegasikan untuk anggota tim mengambil keputusan. Pendelegasian pengambilan keputusan akan mendorong anggota tim untuk berkembang dan melengkapi tim kamu menjadi semakin kuat.
4. Ada mekanisme saling dengar dan feedback
Mendengar adalah aktivitas yang vital dalam membentuk dream team, baik sebagai leader maupun anggota tim. Kedua belah pihak harus saling mendengar satu sama lain. Mendengarkan dengan seksama membuat kamu lebih memahami anggota tim serta menjadi tahu hambatan mereka. Tidak lupa, berikan dan terima feedback agar tim dapat menjadi lebih baik.
5. Adanya rasa percaya, memiliki, dan inklusivitas
Penting sekali agar semua anggota tim memiliki rasa memiliki. Jika ada satu atau beberapa yang justru tidak merasa demikian, maka bisa memengaruhi relasi di dalam tim.
Relasi yang baik biasanya didasari atas rasa percaya, jika antaranggota tim tidak saling percaya, niscaya sukar ada rasa saling bantu dan kerja sama.
Mengenai inklusivitas, seorang leader harus dapat menunjukkan bahwa dia pro inklusivitas. Artinya, membuka diri dan memberikan kesempatan untuk pegawai perempuan, gender dan orientasi seksual minoritas, serta agama, aliran kepercayaan, dan etnis minoritas.
6. Growth mindset bagi setiap anggota tim
Growth mindset atau pola pikir berkembang adalah keharusan untuk mendorong pertumbuhan pegawai. Dengan growth mindset, kamu dapat meningkatkan kemampuanmu dengan dedikasi dan kerja keras. Ketika kamu memiliki growth mindset, kamu tidak hanya terpaku pada apa yang terjadi hari ini, tapi menimbang-nimbang berbagai aspek untuk masa depan.
Menjadi seorang leader di tempat kerja tidak seperti membalikan telapak tangan. Kamu perlu terus berlatih, mendengar, bersikap rendah hati, dan terbuka dengan kritik & saran dari anggota tim serta rekan kerja. Jika kamu terus berusaha untuk memperbaiki diri sebagai seorang leader, membentuk tim yang efektif bisa menjadi lebih mudah. Mau tahu lebih lanjut tentang cara-cara membentuk tim yang efektif? Yuk, daftar mentorship 1-on-1 bersama business expert dengan mengunjungi www.stellarw.com/mentorship.
BACA JUGA:
Comments