Pernah liat BTS, boy group asal Korea Selatan, yang mempromosikan e-commerce Tokopedia? Atau mungkin kamu juga pernah aktor dan aktris dari Korea Selatan yang mempromosikan produk Indonesia?
Yup, inilah yang disebut dengan strategi mempromosikan produk dengan menggunakan Brand Ambassador. Sejatinya, seorang Brand Ambassador dipilih untuk mempromosikan suatu produk karena mereka dinilai punya brand image yang baik dan bisa mewakili brand image produk yang dipasarkan.
Nah lalu, bagaimana jika posisi Brand Ambassador saat ini ternyata banyak digantikan oleh idol-idol Korea Selatan? Apakah efektif? Mari kita simak analisisnya di bawah ini!
1. Analisis berdasarkan Marketing Funnel
Seperti yang kita tahu bahwa demam Kpop atau disebut juga dengan Hallyu Wave diikuti oleh banyak penggemar di Indonesia.
Para Kpopers ini (sebutan untuk para penggemar Kpop), juga memiliki buying power yang besar bila produk yang dijual berafiliasi dengan idol yang mereka gemari.
Hal ini terbukti dari contoh kasus tingginya minat Kpopers untuk membeli produk The BTS Meal yang dikeluarkan oleh McDonald bersama dengan BTS.
Yup, dalam kerjasama ini, McDonald berhasil meraup untung hingga 85 Tiriliun rupiah, dengan kenaikan keuntungan hingga 57% dibandingkan kuartal yang sama di tahun 2020.
Menarik bukan?
Berdasarkan studi kasus tersebut, bila kita analisis menurut diagram marketing funnel di atas, dapat dilihat bahwa ternyata menggunakan idol Kpop sebagai brand ambassador berhasil mempengaruhi hingga ke tahap activation yakni menghasilkan keputusan bagi calon customer untuk melakukan pembelian The BTS Meal.
Terlebih lagi bila kita berkaca pada studi kasus saat peluncuruan The BTS Meal di Indonesia, beberapa gerai McDonald’s bahkan harus ditutup karena antrean yang terlalu panjang.
Ini juga menunjukan bahwa penggunaan brand ambassador idol Kpop juga berhasil menyasar marketing funnel tahap awareness.
Ini adalah kabar baik bagi kamu para pebisnis yang memiliki produk baru dan ingin memperkenalkan produkmu ke pasar!
2. Analisis berdasarkan Target Market
Bila menilisik dari jumlah target market, tentu kita harus menyesuaikan hal tersebut sesuai dengan fungsi dan brand positioning produkmu.
Namun, bila kamu memang menargetkan para Kpopers menjadi salah satu target marketmu, itu bukanlah hal yang salah kok, bahkan justru peluang yang besar!
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Twitter dan dikutip oleh tempo.co Indonesia berada di urutan ke-1 sebagai negara dengan jumlah penggemar K-Pop terbanyak di Twitter sepanjang Juli 2020 hingga Juni 2021. Di belakangnya menyusul Jepang, Filipina, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Data ini diambil dengan metode penelusuran jumlah akun yang menulis twit tentang K-Pop. Bisa dibayangkan berapa banyak lagi sisa Kpopers yang diluar dari riset Twitter ini kan?
Itulah dia mengapa para Kpopers bisa menjadi target marketing yang potensial.
Tapi, agar terjadi pembelian tentu kamu juga harus menyesuaikan para brand ambassador idol sesuai dengan fungsi produkmu.
Misal, menggunakan brand ambassador Kpop berwajah tampan dan cantik untuk membantu mendongkrak marketing kosmetik.
Selain itu, sesuaikan juga para brand ambassador dengan melihat umur audiens dan brand image dari brand ambassador.
Misal:
Choi Siwon adalah anggota boy group asal Super Junior yang digemari di tahun 2010-an. Maka bisa dipastikan saat ini para penggemar Choi Siwon sudah bertambah umur 10 tahun lebih tua.
Atau mungkin saat ini mereka adalah wanita di kisaran umur 25-30 tahunan yang mungkin sudah bekerja atau menikah.
Dengan melihat fakta tersebut, kita juga perlu melihat produk apakah yang memang dibutuhkan oleh audiens di kisaran umur tersebut.
Contohnya, brand bumbu dapur Sasa yang menggunakan Choi Siwon sebagai brand ambassador karena melihat bahwa fans Choi Siwon saat ini telah berusia 25-30 tahunan dan sedang menjajal peran sebagai ibu rumah tangga.
Комментарии