Profesional Harus Jadi “Fake”? Belajar tentang Professional Life dari Will Smith dan Kanye West
Saat kita mengatakan bahwa seseorang harus profesional di ranah kerjanya mungkin yang muncul pertama kali di benak kita adalah menjadi orang yang bertanggung jawab, bijak, dan masih banyak sifat lain yang bisa kita asosiasikan dengan kata profesional.
Tetapi saat kata tersebut memasuki realita di mana seseorang juga seorang manusia seutuhnya yang memiliki banyak emosi dan mengalami berbagai macam kejadian di luar pekerjaannya, kita mulai mempertanyakan “Sebenarnya dimanakah batasan sisi personal dan profesional?”
Mau tau bagaimana cara menemukan jalan yang menolong kamu untuk memiliki kehidupan profesional yang sehat? Yuk, simak obrolan Aliya dan Samira di MTF Podcast kali ini.
Oscar Award 2022, Will Smith, dan Chris Rock. Ring a bell?
Oscar 2022 tahun lalu nggak hanya menghadirkan dan memberikan penghargaan kepada aktor dan aktris Hollywood papan atas tapi juga membawa cerita yang tidak terlupakan. Saat pembacaan Oscar Award, Will Smith menampar Chris Rock, seorang komedian, karena membuat guyonan tentang penyakit istrinya, Jada Smith.
Hal serupa juga terjadi di cerita Kanye West. Kanye beberapa kali membagikan kisahnya yang cenderung menjadi privasi bagi kebanyakan orang ke publik.
Sebelum membahas lebih jauh, Samira berkata, “Dari kejadian ini memang sulit membedakan ranah pribadi dan profesional. Pertama, yang bisa dilihat kesamaan dari Will dan Kanye adalah mereka berdua seorang public figure.”
Lalu muncul pertanyaan berikutnya, “Apakah hal personal yang dilakukan oleh mereka akan mempengaruhi kehidupan profesional?” dan “Sedangkan untuk orang yang bekerja kantoran apakah harus menjaga tingkat profesionalisme yang sama?”
Menurut Aliya, sebagai seorang manusia, kita pasti mengalami hal-hal lain selain pekerjaan contohnya trauma masa lalu maupun pressure yang dirasakan pada masa kini.
Tapi sampai sejauh mana yang bisa kamu bawa dan bagikan ke dunia profesional dan di mana batasannya?
Apakah kita harus menjadi dua orang yang berbeda di dunia kerja dan juga pribadi kita saat di ranah personal? Nah, kalau memilih jalan seperti ini apakah berarti kita menjadi orang yang tidak jujur dan malah “fake”?
Atau kita punya kebebasan untuk menjadi diri kita sendiri yang tentu saja sifat yang kurang baik bisa muncul dan mempengaruhi orang lain. Toh, nggak ada manusia yang sempurna.
Menurut Aliya, saat di ranah kerja kita nggak harus jadi “fake” setiap waktu. Tentu saja kita tetap harus jujur apa adanya tetapi bukan berarti kita harus membawa “the worst version of ourselves”. Terutama untuk seorang yang memimpin orang di bawahnya. Nantinya, hal tersebut bisa menjurus ke culture yang kurang sehat.
Nah, sekarang “Bagaimana supaya kita bisa menahan kemarahan atau pun sifat kita yang kurang baik di ranah kerja?”
Samira dan Aliya sepakat bahwa langkah pertama yang bisa dilakukan adalah merawat diri sendiri dengan mengenali diri sendiri dan mengenali apa yang bisa menjadi pemicu emosi tersebut. Memahami bahwa saat menjalani kehidupan sehari-hari pun akan ada “season” naik dan turun. Mengenali season tersebut dan mempersiapkannya sangat menolong ketika mengkonfrontasi perasaan tersebut. Setelah memahami penyebab dibalik perasaanmu, kamu bisa mengambil aksi untuk mengatasinya contoh dengan pergi belanja, massage, olahraga, ambil liburan, dll. Selain itu, memahami situasi yang terjadi di sekitar secara tanggap adalah hal yang penting.
Namun, terkadang meskipun kita sudah mempersiapkan masih ada kemungkinan perasaan tersebut timbul secara tiba-tiba karena hal yang memicu emosimu nggak hanya berasal dari dalam tetapi juga dari luar yang kebanyakan tidak bisa kamu kontrol.
“Take a deep breath and stop everything you are about to do. Don’t make any sudden movements and decisions,” kata Samira untuk mengatasi perasaan tiba-tiba itu.
Nah, intinya memberi batasan di antara personal dan professional life itu kembali ke diri kamu sendiri, Stellars. Tapi, tentunya hari yang buruk nggak bisa menjadi alasan untuk kamu semerta-merta meluapkan emosimu ke orang lain.
Semoga perbincangan Aliya dan Samira kali ini bisa membantu kamu untuk lebih mengenal dirimu sendiri dan bisa memiliki kehidupan kerja yang lebih sehat, ya, Stellars!
Kamu bisa dengarkan kisah lengkapnya di MTF Podcast di Spotify dan juga Youtube Stellar Women, loh!
Cerita ini bisa kamu dengarkan juga dalam MTF Podcast
Season 2 Episode 1 - WFO VS WFH: Mending yang Mana? PERSONAL VS PROFESSIONAL LIFE: WHERE DO WE DRAW THE LINE?
KLIK TOMBOL PLAY DI BAWAH UNTUK DENGARKAN!
TONTON JUGA OBROLAN ALIYA DAN SAMIRA LEWAT YOUTUBE!
NOTES FOR STELLARS!
Ingin mencari teman sesama wanita karir atau entrepreneur wanita? Ayo gabung menjadi member Stellar Women GRATIS!
Kamu akan menemukan teman baru sesama wanita karir dan entrepreneur wanita untuk saling berkoneksi, berkolaborasi dalam bisnis, bertukar informasi, saling berkeluh kesah, dan menyemangati satu sama lain.
Daftar membership Stellar Women GRATIS dan dapat BANYAK BENEFIT!
Klik tombol di bawah untuk cek seluruh benefitnya!
Stellar Women adalah komunitas perempuan yang mendukung para wanita agar menjadi perempuan berdaya untuk mencapai tujuan hidupnya. Stellar Women berkomitmen untuk mendukung perempuan dalam bidang bisnis dan skill professional. Kami menyediakan kelas online, webinar, mentorship, kelas bisnis, dan juga forum.
Kini, Stellar Women telah menjadi komunitas bisnis khusus wanita yang menjadi tempat bagi mereka untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan berjejaring dengan 10.000+ perempuan lainnya di seluruh Indonesia. Gabung sekarang bersama kami!
Comments