Apakah Stellars pernah mendengar konsep slow living? Slow living adalah bagian dari gerakan ‘Slow Movement’ yang bermula di Italia pada tahun 1980an. Kemudian diangkat oleh penulis Carl Honoré dalam sebuah buku berjudul 'In Praise of Slow' pada tahun 2004.
Jadi apa sih slow living itu? Slow living adalah sebuah mindset agar kamu menyusun hidup dengan lebih mindful dan lebih bermakna, sesuai dengan apa yang kamu anggap paling berharga. Dengan kata lain, melakukan segala hal dengan kecepatan yang tepat. Bukan bagaimana melakukan sesuatu dengan cepat, tapi lebih ke bagaimana melakukan sesuatu dengan lebih baik. Sering diartikan dengan memperlambat diri, mengerjakan lebih sedikit, bekerja secara efisien dan memprioritaskan untuk menggunakan waktu yang tepat untuk hal-hal yang penting bagi kamu.
Biasanya konsep slow living ini agak kurang cocok dengan seseorang yang memiliki karir yang bagus. Slow living seringkali dikaitkan dengan kegiatan rumahan, homeschooling, bercocok tanam, dan kegiatan hobi lainnya. Memiliki karir yang notabene selalu memiliki target yang dikejar, sepertinya tidak bisa menjalani slow living. Apakah iya?
Tentunya tidak dong. Stellars pasti ingin kan menjalani kehidupan yang slow pace, namun tetap memiliki karir. Apalagi jika banyak dari kita yang mencintai pekerjaan yang kita geluti dan merasa terpenuhi dengan melakukan setiap pekerjaannya. Gak mungkin dong kita menyerah pada karir itu!
Nyatanya, sebagian besar pekerjaan, berjalan selama sepertiga hari lho. Jadi kita bisa banget mengejar karir sekaligus hidup dengan slow pace. Here's some tips:
1. Jujurlah pada pilihan yang kamu buat
Jika kamu berkeinginan untuk mengejar karir, kamu harus mengakui bahwa waktu dan energi kamu itu terbatas. When you say YES to your career, you automatically say NO to something else. Wait, itu bukan berarti hal yang negatif. Artinya, ya memang kamu akan menghabiskan kurang lebih 40 jam dalam seminggu untuk bekerja. Sehingga ada hal lain yang tidak bisa dilakukan. Sadari hal tersebut terlebih dahulu.
2. Tetapkan batasan yang jelas
Kalau kamu adalah seorang workaholic, kamu harus segera tetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadimu. Buatlah batasan apa bisa kamu lakukan dan tidak bisa kamu lakukan berkaitan dengan pekerjaan. Apakah kamu bersedia bekerja lembur? Atau mengambil extra shifts? Apakah kamu bersedia membalas email pekerjaan di luar jam kerja?
Komunikasikan kepada atasanmu tentang batasan tersebut. Serta diskusikan apa yang perusahaan dan atasanmu harapkan/tidak harapkan dari kamu.
3. Sesuaikanlah karirmu dengan hidup yang kamu pilih
Bertahun-tahun yang lalu, jenis pekerjaan terbatas dan dilakukan secara manual. Saat ini, banyak jenis pekerjaan baru dengan banyak metode yang bisa dilakukan. Banyak karyawan yang melayani klien mereka dari rumah sambil menggunakan daster, misalnya.
Kita hidup di zaman kita bisa mengejar karir dan menghasilkan uang dengan cara kita sendiri. Kamu bisa bekerja dari manapun. Bisa memilih karir virtual assistant, virtual coach, dan banyak lainnya yang lebih fleksibel. Kamu bisa memilih karir yang sesuai dengan pilihan hidupmu.
Dengan majunya perkembangan zaman, sekarang kita bisa menemukan cara bekerja yang lebih efisien. Kini bekerja bukan hanya melihat kecepatan, namun lebih ke bagaimana mengerjakan secara tepat dengan waktu yang sesuai. Sehingga dapat memberikan hasil kerja yang diinginkan dan kehidupan pribadi yang tidak tergesa-gesa.
We can have a career and a slower pace of life in the same time. If we can manage it.
Comments