Membangun bisnis adalah sebuah proses yang sangat panjang. Salah satu langkah tersulit dalam berbisnis adalah saat memulai. Lantas, ketika kamu sudah memulai dan bisnis sudah berjalan sesuai keinginan, apa yang harus dilakukan?
Tentu, kamu tidak akan diam begitu saja, kan? Sebagai pebisnis, pasti kamu trus mencari cara untuk membuat bisnismu menjadi makin baik dan makin berkembang. Ada dua hal penting yang bisa kamu lakukan, lho!
AKSI Perempuan mengadakan rangkaian acara untuk membantu para perempuan yang akan memulai bisnisnya. Salah satunya adalah bootcamp hari kedua dengan tema “Scale-up Your Brand & Lean Business Culture” bersama dengan drg. Deviana Maria Anastasia (Co-Founder & CMO of Rata) dan Natalie Djuhandi (Portfolio Manager at Tjufoo).
1. Lean Business Culture
Sebelum mulai membahas tentang lean business culture, ada baiknya kita mengenal istilah ini terlebih dahulu.
Lean business culture adalah upaya bisnis untuk terus berinovasi secara cepat melawan perubahan keinginan pasar yang sangat cepat dan disrupsi eksternal.
Mindset yang perlu untuk ditanamkan ketika suatu bisnis ingin menerapkan lean culture adalah coba untuk bereksperimen dibandingkan hanya sekadar melakukan perencanaan, gunakan feedback dari konsumen dibandingkan intuisi sendiri, serta melakukan iterasi perlahan dibandingkan pengembangan besar-besaran.
Terdapat tiga indikator dari lean culture yang mampu mendukung proses bisnis, yaitu:
- Purpose, berkaitan dengan bagaimana perusahaan bisa menjawab tantangan yang muncul dari pelanggan melalui produk atau jasa yang mereka berikan (customer oriented)
- Process: bagaimana perusahaan menilai setiap proses value stream itu merupakan suatu hal yang berharga dan memastikan setiap langkah dari proses tersebut memiliki nilai tambah yang berdampak pada seluruh proses bisnis
- People: bagaimana perusahaan bisa memastikan bahwa setiap proses penting yang terjadi, dilakukan oleh individu yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam mengevaluasi setiap proses secara aktif dan terus berupaya melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
2. Scale-Up Bisnismu
Tahukah kamu, kalau sebagian startup berhasil bertahan pada 5 tahun pertama, tetapi hanya 1 dari 200 startup yang berhasil melakukan scale-up?
Mungkin kamu jadi bertanya-tanya, apa sih perbedaan antara growth dan scaling up.
Growth berarti meningkatkan pendapatan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatanmu menambahkan sumber daya. Sementara itu, scaling up berarti meningkatkan pendapatan dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan cost yang kamu keluarkan.
Ketika baru memulai bisnis, prioritas kamu adalah mencari konsumen dan pasar yang tepat untuk produkmu. Pertanyaan yang muncul di kepalamu mungkin terkait dengan “Mengapa konsumen harus memilih produk saya?”
Ketika kamu sudah memasuki tahap growth, prioritasmu akan berubah menjadi meningkatkan penjualan dan channel marketing. Kamu berfokus pada linear growth dan bagaimana caranya untuk terus berkembang.
Lanjut ke tahap selanjutnya, yaitu growth with scale, di mana prioritasmu adalah sistem dan customer journey yang holistik. Kamu berfokus pada konsistensi dan leverage.
Tentunya, sebagai pebisnis, kamu ingin melakukan scaling up pada bisnismu, bukan? Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan nih, Stellars!
- Bangun sistem dan buat proses yang terstandarisasi
Kalau kamu terlalu fleksibel dalam menjalani bisnismu, kamu patut berhati-hati! Hal ini dapat menghambat pertumbuhan bisnismu, lho.
Coba pikirkan semua hal tentang perusahaanmu dan detailkan semua proses yang ada. Fokus untuk mencari efisiensi dan menghasilkan hasil yang optimal.
- Bangun tim yang solid
Ketika kamu sudah berhasil membangun sistem dan membuat proses yang terstandarisasi, kamu sudah bisa melakukan delegasi tugas nih.
Cari anggota tim yang tepat untuk bisa menjalankan day-to-day task sesuai dengan standar yang telah kamu buat. Tujuannya adalah agar kamu bisa lebih memfokuskan pikiran untuk memikirkan hal-hal yang bersifat lebih strategis.
Oh iya, akan sangat baik jika kamu mampu membangun sebuah tim dengan skills yang beragam!
- Lakukan kolaborasi dan kerja sama
Seorang pebisnis harus bisa membangun network dengan berbagai pihak untuk memudahkannya dalam mengembangkan bisnisnya. Tidak hanya bersama sesama pebisnis, kolaborasi dan kerja sama pun perlu dilakukan bersama dengan penyedia jasa, channel penjualan, supplier, dan sebagainya.
- Buat keputusan menggunakan data
Ketika kamu harus mengambil sebuah keputusan yang penting, jangan lupa untuk menggunakan data. Data sangat berguna untuk memvalidasi tindakan kamu sebelum akhirnya kamu berkomitmen atas tindakan itu.
Hal yang perlu kamu ingat adalah tidak ada kata “terlalu cepat” untuk melakukan scale-up bisnismu! Sebagai seorang pebisnis, scale-up adalah salah satu tahapan krusial untuk mengembangkan bisnismu. Dengan memahami apa saja yang perlu kamu persiapkan dan masalah yang mungkin muncul saat berusaha melakukan scale-up, kamu bisa mulai mempersiapkan diri dan bisnismu.
NOTES FOR STELLARS!
Ingin mencari teman sesama wanita karir atau entrepreneur wanita? Ayo gabung menjadi member Stellar Women GRATIS!
Kamu akan menemukan teman baru sesama wanita karir dan entrepreneur wanita untuk saling berkoneksi, berkolaborasi dalam bisnis, bertukar informasi, saling berkeluh kesah, dan menyemangati satu sama lain.
Daftar membership Stellar Women GRATIS dan dapat BANYAK BENEFIT!
Klik tombol di bawah untuk cek seluruh benefitnya!
BACA JUGA:
Didukung 3 Kementerian, Stellar Women & Tjufoo Targetkan 5.000 Womenpreneur Indonesia Naik Kelas
Hati-Hati! Ini Tanda Atasanmu Sedang Melakukan Quiet Firing! Bisa Jadi Penyebab Tidak Dapat Promosi
Berkaca dari PHK Besar-Besaran, Ini 5 Cara Mempersiapkan Diri saat Menghadapi PHK
Viral Gaji Rp6 Juta Tidak Cukup, Ini 4 Tips Mengelola Gaji Bulanan
Dari Es Teh, Berujung Somasi: Cara Mengkritik Brand sebagai Konsumen
Comments