Pernahkah kamu merasa tertinggal dari circle pertemanan, lingkungan kerja, ataupun tren di sosial media? Atau merasa gelisah karena teman-teman kamu jalan tapi kamu ga diajak? Mungkin hal in terdengar wajar untuk terjadi, tetapi ketika kamu merasakannya, pasti akan muncul rasa tidak nyaman dan malah memunculkan overthinking.
Apa yang kamu rasakan tersebut merupakan suatu fenomena psikologi yang dapat terjadi pada seorang manusia. Hati-hati, Stellars! Itu adalah gejala dari FOMO (Fear of Missing Out).
Tentang FOMO (Fear of Missing Out)
Menurut Department of Psychology, School of Social Sciences, Nottingham Trent University, di Inggris, FoMO adalah suatu kondisi yang dapat berupa perasaan cemas ketika merasa tertinggal saat orang lain melakukan hal yang menyenangkan tanpa ada diri seseorang yang terlibat didalamnya yang bisa menyebabkan orang berlaku di luar batas kewajaran. Seperti pada contoh yang sudah di-mention sebelumnya, fear of missing out ini dapat berupa takut ketinggalan tren, takut merasa left out karena tidak tau berita terbaru, takut tertinggal dari teman-teman.
Intinya, perasaan Takut. Takut apa? Ketinggalan.
Ketika seseorang mengalami FOMO, dirinya akan merasa dikucilkan secara sosial, terisolasi dan cemas karena takut ketinggalan. Untuk itu, supaya kamu dapat menghilangkan perasaan yang tidak nyaman ini, kamu dapat bersikap lebih acuh dengan apa yang orang lain sedang lakukan dan fokus kepada dirimu sendiri.
Penyebab munculnya FOMO
Seiring dengan berkembangnya zaman, sosial media menjadi salah satu bagian penting di dalam hidup seseorang. Disitulah isu dapat muncul, baik secara positif dan negatif. Kita tahu sosial media merupakan sumber atau cara termudah untuk mendapatkan informasi yang terjadi, bahkan sampai ke seluruh dunia. It’s very easy to access! Tetapi, tanpa kita sadari, mencari tahu hal yang terjadi akan memunculkan perasaan takut tertinggal itu.
Secara historis, sejarah munculnya FOMO ini berawal dari foto-foto wisata yang sering kita lihat waktu berkunjung ke rumah teman. Ditambah lagi dengan aset hidup terbaru, sosial media, salah satu kontributor terbesar pemicu FOMO.
Pasalnya, orang yang sering memeriksa feed media sosial teman dan keluarga supaya tidak ketinggalan apa yang terjadi di hidup mereka adalah yang paling rentan untuk mengalami FOMO.
Hal ini disebabkan oleh efek media sosial yang sudah banyak diketahui dapat memberikan pengaruh yang besar pada kesehatan mental. Tak jarang pengguna sosial media dilanda perasaan kesepian, terisolasi, dan stress setelah melihat akun media sosial orang lain. Muncul juga istilah iri dengki dengan sesama.
Ketika seseorang memiliki sifat FOMO, dia akan tidak begitu suka dengan keadaan di dunia nyatanya yang membuatnya mencari pelampiasan lain untuk sekadar berkeluh kesah, terbiasa dengan pujian yang menjadikan media sosial sebagai tolak ukur kehidupannya. Selain itu, FOMO juga dapat menimbulkan depresi, cemas, neurotik, bermasalah dengan tidur, dibanding mereka yang FOMO-nya rendah.
Cara Menghilangkan FOMO: JOMO (Joy of Missing Out)
Untuk kamu yang mengalami FOMO, solusinya sudah ada nih untuk kamu! Bagaimana caranya? Jawabannya adalah menerapkan JOMO (Joy of Missing Out). Apa sih JOMO itu?
Menurut Kristen Fuller, JOMO adalah perasaan hadir dan puas dengan dimana kita berada di dalam hidup. Yapp! Bener banget hal ini tentunya bisa menjadi penangkal FOMO! Dalam kata lain, yang perlu kita terapkan adalah mindfulness.
Nothing can harm you as much as your own thoughts unguarded. ---- Buddha
Bagaimana sih cara menerapkan JOMO?
Fokus dari JOMO adalah menyisakan lebih banyak waktu, tenaga, dan emosi untuk benar-benar dipilah mana yang harusnya jadi prioritas utama di kehidupan nyata. Untuk itu, hal yang bisa kamu lakukan untuk menerapkan JOMO adalah:
Membuat mindset pikiran untuk menjadikan media sosial dan pencapaian orang lain bukan alat tolak ukur kehidupanmu
Mengurangi atau beristirahat sejenak dalam penggunaan media sosial secara signifikan
Fokus pada tujuan di dunia nyata
Mengalihkan pikiranmu dengan melakukan hobi / hal-hal yang kamu sukai
Bersyukur atas apa yang ada pada dirimu, berdamailah dengan dirimu sendiri
Ingat! Menerapkan JOMO (joy of missing out) bukan berarti kamu harus benar-benar menghilang dan tidak bersosialisasi dengan orang lain. Tetapi dengan adanya JOMO harusnya malah membantumu untuk menumbuhkan koneksi yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitarmu seperti keluarga atau sahabat. Yuk, mulai tanamkan JOMO di dalam diri kamu!
References: : https://folkative.com/ ; https://yoursay.suara.com/
Comments